Jumat, 13 November 2009

komunikasi data

1. Komunikasi Data

Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus

berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara komputerkomputer

dan piranti-piranti yang lain dalam bentuk digital yang dikirimkan melalui

media komunikasi data. Data berarti informasi yang disajikan oleh isyarat digital.

Komunikasi data merupakan baguan vital dari suatu masyarakat informasi karena

sistem ini menyediakan infrastruktur yang memungkinkan komputer-komputer dapat

berkomunikasi satu sama lain.

1.1 Komponen Komunikasi Data

· Pengirim, adalah piranti yang mengirimkan data

· Penerima, adalah piranti yang menerima data

· Data, adalah informasi yang akan dipindahkan

· Media pengiriman, adalah media atau saluran yang digunakan untuk

mengirimkan data

· Protokol, adalah aturan-aturan yang berfungsi untuk menyelaraskan

hubungan.

Gambar. Komunikasi data

2. Perbedaan Sinyal/Isyarat Analog Dengan Digital

2.1 Sinyal Analog

Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang yang kontinyu,

yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang.

Dua parameter/karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah

amplitude dan frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus,

mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat analog. Hal

ini didasarkan kenyataan bahwa berdasarkan analisis fourier, suatu sinyal analog dapat

diperoleh dari perpaduan sejumlah gelombang sinus.

Dengan menggunakan sinyal analog, maka jangkauan transmisi data dapat

mencapai jarak yang jauh, tetapi sinyal ini mudah terpengaruh oleh noise. Gelombang

pada sinyal analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variable

dasar, yaitu amplitudo, frekuensi dan phase.

· Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog.

· Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik.

· Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.

Gambar. Sinyal Analog

2.2 Sinyal Digital

Sinyal digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami

perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Sinyal digital hanya

memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau,

tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data

yang relatif dekat.

Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal yang mempunyai dua

keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas pada sinyal digital.

Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1). Kemungkinan nilai untuk sebuah bit

adalah 2 buah (21). Kemungkinan nilai untuk 2 bit adalah sebanyak 4 (22), berupa 00,

01, 10, dan 11. Secara umum, jumlah kemungkinan nilai yang terbentuk oleh

kombinasi n bit adalah sebesar 2n buah.

Gambar. Sinyal Digital

3. Protokol

Protokol adalah sebuah aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi yang ada dalam

sebuah jaringan komputer, misalnya mengirim pesan, data, informasi dan fungsi lain

yang harus dipenuhi oleh sisi pengirim dan sisi penerima agar komunikasi dapat

berlangsung dengan benar, walaupun sistem yang ada dalam jaringan tersebut berbeda

sama sekali. Protokol ini mengurusi perbedaan format data pada kedua sistem hingga

pada masalah koneksi listrik.

Standar protokol yang terkenal yaitu OSI (Open System Interconnecting) yang

ditentukan oleh ISO (International Standart Organization).

3.1 Komponen Protokol

1. Aturan atau prosedur

· Mengatur pembentukan/pemutusan hubungan

· Mengatur proses transfer data

2. Format atau bentuk

· representasi pesan

3. Kosakata (vocabulary)

· Jenis pesan dan makna masing-masing pesan

3.2 Fungsi Protokol

Secara umum fungsi dari protokol adalah untuk menghubungkan sisi pengirim dan

sisi penerima dalam berkomunikasi serta dalam bertukar informasi agar dapat berjalan

dengan baik dan benar. Sedangkan fungsi protokol secara detail dapat dijelaskan

berikut:

· Fragmentasi dan reassembly

Fungsi dari fragmentasi dan reasembly adalah membagi informasi yang dikirim

menjadi beberapa paket data pada saat sisi pengirim mengirimkan informasi

dan setelah diterima maka sisi penerima akan menggabungkan lagi menjadi

paket informasi yang lengkap.

· Encaptulation

Fungsi dari encaptulation adalah melengkapi informasi yang dikirimkan dengan

address, kode-kode koreksi dan lain-lain.

· Connection control

Fungsi dari Connection control adalah membangun hubungan (connection)

komunikasi dari sisi pengirim dan sisi penerima, dimana dalam membangun

hubungan ini juga termasuk dalam hal pengiriman data dan mengakhiri

hubungan.

· Flow control

Berfungsi sebagai pengatur perjalanan datadari sisi pengirim ke sisi penerima.

· Error control

Dalam pengiriman data tak lepas dari kesalahan, baik itu dalam proses

pengiriman maupun pada waktu data itu diterima. Fungsi dari error control

adalah mengontrol terjadinya kesalahan yang terjadi pada waktu data

dikirimkan.

· Transmission service

Fungsi dari transmission service adalah memberi pelayanan komunikasi data

khususnya yang berkaitan dengan prioritas dan keamanan serta perlindungan

data.

3.3 Susunan Protokol

Protokol jaringan disusun oleh dalam bentuk lapisan-lapisan (layer). Hal ini

mengandung arti supaya jaringan yang dibuat nantinya tidak menjadi rumit. Di dalam

layer ini, jumlah, nama, isi dan fungsi setiap layer berbeda-beda. Akan tetapi tujuan

dari setiap layer ini adalah memberi layanan ke layer yang ada di atasnya. Susunan dari

layer ini menunjukkan tahapan dalam melakukan komunikasi.

Antara setiap layer yang berdekatan terdapat sebuah interface. Interface ini

menentukan layanan layer yang di bawah kepada layer yang di atasnya. Pada saat

merencanakan sebah jaringan, hendaknya memperhatikan bagaimana menentukan

interface yang tepat yang akan ditempatkan di antara dua layer yang bersangkutan.

3.4 Standarisasi Protokol (ISO 7498)

ISO (International Standard Organization) mengajukan struktur dan fungsi protocol

komunikasi data. Model tersebut dikenal sebagai OSI (Open System Interconnection)

Reference Model.

Terdiri atas 7 layer (lapisan) yang mendefinisikan fungsi. Untuk tiap layernya dapat

terdiri atas sejumlah protocol yang berbeda, masing-masing menyediakan pelayanan

yang sesuai dengan fungsi layer tersebut.

1. Application Layer: interface antara aplikasi yang dihadapi user and resource

jaringan yang diakses. Kelompok aplikasi dengan jaringan:

· File transfer dan metode akses

· Pertukaran job dan manipulasi

· Pertukaran pesan

2. Presentation Layer: rutin standard me-presentasi-kan data.

· Negosiasi sintaksis untuk transfer

· Transformasi representasi data

3. Session Layer: membagi presentasi data ke dalam babak-babak (sesi)

· Kontrol dialog dan sinkronisasi

· Hubungan antara aplikasi yang berkomunikasi

4. Transport Layer:

· Transfer pesan (message) ujung-ke-ujung

· Manajemen koneksi

· Kontrol kesalahan

· Fragmentasi

· Kontrol aliran

5. Network Layer: Pengalamatan dan pengiriman paket data.

· Routing

· Pengalamatan secara lojik

· setup dan clearing (pembentukan dan pemutusan)

6. Data-link Layer: pengiriman data melintasi jaringan fisik.

· Penyusunan frame

· Transparansi data

· Kontrol kesalahan (error-detection)

· Kontrol aliran (flow)

7. Physical Layer: karakteristik perangkat keras yang mentransmisikan sinyal

data.

4. Router, Bridge dan Repeater

4.1 Router

Router adalah merupakan piranti yang menghubungkan dua buah jaringan yang

berbeda tipe maupun protokol. Dengan router dapat dimungkinkan untuk :

· Menghubungkan sejumlah jaringan yang memiliki topologi dan protokol yang

berbeda.

· Menghubungkan jaringan pada suatu lokasi dengan jaringan pada lokasi yang

lain.

· Membagi suatu jaringan berukuran besar menjadi jaringan-jaringan yang

lebih kecil dan mudag untuk dikelola.

· Memungkinkan jaringan dihubungkan ke internet dan informasi yang tersedia

dapat diakses oleh siapa saja.

· Mencari jalan terefisien untuk mengirimkan data ke tujuan.

· Melindungi jaringan dari pemakai-pemakai yang tidak berhak dengan cara

membatasi akses terhadap data-data yang tidak berhak untuk diakses.

Gambar. Fungsi Router

4.2 Bridge

Bridge adalah jenis perangkat yang diperlukan jika dua buah jaringan bertipe sama

(ataupun bertopologi berbeda) tetapi dikehendaki agar lalu lintas lokal masing-masing

jaringan tidak saling mempengaruhi jaringan yang lainnya. Bridge memiliki sifat yang

tidak mengubah isi maupun bentuk frame yang diterimanya, disamping itu bridge

memiliki buffer yang cukup untuk menghadapi ketidaksesuaian kecepatan pengiriman

dan penerimaan data.

Gambar. Fungsi Bridge pada jaringan

Adapun alasan menggunakan bridge adalah sebagai berikut :

· Keterbatasan jaringan, hal ini terkait erat dengan jumlah maksimum stasiun,

panjang maksimum segmen, dan bentang jaringan

· Kehandalan dan keamanan lalu lintas data, bridge dapat menyaring lalu lintas data

antar dua segmen jaringan

· Semakin besar jaringan, performa atau unjuk kerja semakin menurun

· Bila dua sistem pada tempat yang berjauhan disambungkan, penggunaan bridge

dengan saluran komunikasi jarak jauh jauh lebih masuk akal dibandingkan dengan

menghubungkan langsung dua sistem tersebut

4.3 Repeater

Repeater adalah piranti yang berfungsi untuk memperbaiki dan memperkuat sinyal

atau isyarat yang melewatinya, Dua sub jaringan yang dilewatkan pada repeater

memiliki protokol yang sama untuk semua lapisan. Repeater juga berfungsi untuk

memperbesar batasan panjang satu segmen. Sehingga dapat digunakan untuk

memperpanjang jangkauan jaringan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar